24 Januari 2022

Materi kelas X IPA 3 DAN 1

Nama Guru : Muhammad Arief Rahman Hakim

Mata Pelajaran : PAI

Kelas : X IPA 1234

Kode KD : 3.8 Menganalisis sumber-sumber hukum Islam

Materi : Hadits

Tujuan Pembelajaran : agar peserta didik mengerti tentang hadits


  Pengertian Hadits
Secara etimologi hadits mempunyai beberapa arti yaitu:
·         Baru (jadid) lawan dari terdahulu (qodim)
·         Dekat (qorib) lawan dari jauh (baid)
·         Warta berita (khabar)
Sedangkan secara terminologi hadits diberi pengertian yang berbeda-beda:
  • Menurut ahli hadits
Hadits adalah “Segala ucapan, segala perbuatan dan segala keadaan atau prilaku nabi SAW.”
  • Dari kalangan ulama’ ushul
Hadits adalah “Segala perkatan nabi SAW perbuatan dan taqrirnya yang berkaitan dengan hukum syara’ dan ketetapannya.”
Jadi hadits adalah segala sesuatu yang bersumber dari nabi SAW, baik ucapan, perbuatan maupun ketetapan yang berhubungan dengan hukum atau ketentuan-ketentuan Allah yang disyari’atkan kepada manusia.

Macam-Macam Hadits

Jika ditinjau berdasarkan definisi hadits di atas, maka hadits terbagi menjadi 3 macam, yaitu :

1. Hadits Qouliyyah

Secara bahasa "qoul" berarti ucapan dan perkataan, sedangkan hadits qouliyyah berarti hadits yang disandarkan dari perkataan atau sabda Nabi Muhammad SAW/

Contoh hadits qouliyyah :

عَنْ اَنَسِ ابْنِ مَالِكٍ اَنَّ رَسُوْلَ اللّٰهِ صَلَّى اللّٰهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ : مَنْ زَارَ عَالِمًا فَقَدْ زَارَنِيْ وَمَنْ زَارَنِيْ وَجَبَتْ لَهُ شَفَاعَتِيْ وَكَانَ لَهُ بِكُلِّ خَطْوَةٍ اَجْرُ شَهِيْدٍ

"Dari Sahabat Anas bin Malik, sesungguhnya Rosulullah SAW bersabda : Barang siapa yang mengunjungi orang yang alim, maka dia benar-benar telah mengunjungiku. Dan barang siapa telah mengunjungiku, maka wajib baginya syafa'atku dan baginya setiap langkah adalah pahala orang yang mati syahid".


عَنْ عَائِشَةَ رَضِيَ اللّٰهُ عَنْهَا قَالَتْ : قَالَ رَسُوْلُ اللِّٰه صَلَّى اللّٰهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ اِنِّيْ لَا اُحِلُّ الْمَسْجِدَ لِحَائِضٍ وَلَا جُنَبٍ - رواه ابو داود وصححه ابن خزيمة

Dari Siti Aisyah ra berkata, Rosulullah SAW bersabda : sesungguhnya aku tidak menghalalkan masjid (dimasuki dan berdiam diri) bagi wanita haid dan orang yang junub - HR. Abu Dawud dan dishohihkan oleh Ibnu Khuzaimah".

Hadits tersebut menunjukkan mengenai sabda atau perkataan Nabi Muhammad SAW yang dijadikan sebagai pedoman, dasar, dan hujjah. Jadi, setiap apapun sabda atau perkataan Nabi Muhammad SAW merupakan dasar pedoman dan sumber hukum bagi setiap muslim, karena tak mungkin Beliau mengatakan sesuatu yang sia-sia, perkataan kotor, atau bahkan dusta.

2. Hadits Fi'liyyah

Secara bahasa "fi'il" berarti perbuatan dan tindakan, sedangkan hadits fi'liyyah bearti hadits yang disandarkan dari perbuatan dan tindakan Nabi Muhammad SAW

Contoh hadits fi'liyyah :

عَنْ عَائِشَةَ رَضِيَ اللّٰهُ عَنْهَا قَالَتْ : كَانَ رَسُوْلُ اللِّٰه صَلَّى اللّٰهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُعْجِبُهُ التَّيَمُّنُ فِيْ تَنَعُّلِهِ وَتَرَجُّلِهِ وَطُهُوْرِهِ وَفِيْ شَأْنِهِ كُلِّهِ - متفق عليه

"Dari Siti Aisyah ra berkata : Rosulullah SAW membuat heran (selalu melakukan) dengan mendahulukan sisi kanan di dalam memakai sandalnya, menyisir rambutnya, cara bersucinya, dan di dalam setiap keadaannya - Disepakati keshohihan hadits oleh Imam Bukhari dan Imam Muslim".

عَنْ عَائِشَةَ رَضِيَ اللّٰهُ عَنْهَا قَالَتْ : كَانَ رَسُوْلُ اللِّٰه صَلَّى اللّٰهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَغْتَسِلُ مِنْ اَرْبَعٍ، مِنَ الْجَنَابَةِ، وَيَوْمَ الْجُمُعَةِ، وَمِنَ الْحِجَامَةِ، وَمِنْ غُسْلِ الْمَيِّتِ - رواه ابو داود وصححه ابن خزيمة

Dari Siti Aisyah ra berkata : Rosulullah SAW mandi setelah 4 perkara, yaitu mandi janabah, mandi hari Jum'at, mandi setelah bekam, dan mandi setelah memandikan mayit - HR. Abu Dawud dan dishohihkan oleh Ibnu Khuzaimah".

Sebagaimana hadits qouliyyah, maka setiap perbuatan dan tindakan Nabi Muhammad SAW adalah sebuah hadits yang dijadikan teladan, pedoman, dan sumber hukum tanpa terkecuali.

3. Hadits Taqririyyah

Secara bahasa "taqrir" berarti ketetapan, sedangkan hadits taqririyyah berarti hadits yang disandarkan dari ketetapan Nabi Muhammad SAW. Maksud ketetapan Nabi Muhammad SAW di sini adalah ketika Beliau melihat perbuatan sahabat, namun Beliau tidak memerintahkan dan tidak pula melarang. Ketetapan Rosulullah SAW tersebut menunjukkan bolehnya perbuatan itu.

Contoh hadits taqririyyah :

 أَنَّ ابْنَ عَبَّاسٍ أَخْبَرَهُ أَنَّ خَالِدَ بْنَ الْوَلِيدِ الَّذِي يُقَالُ لَهُ سَيْفُ اللّٰهِ أَخْبَرَهُ أَنَّهُ دَخَلَ مَعَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَلَى مَيْمُونَةَ وَهِيَ خَالَتُهُ وَخَالَةُ ابْنِ عَبَّاسٍ فَوَجَدَ عِنْدَهَا ضَبًّا مَحْنُوذًا قَدْ قَدِمَتْ بِهِ أُخْتُهَا حُفَيْدَةُ بِنْتُ الْحَارِثِ مِنْ نَجْدٍ فَقَدَّمَتْ الضَّبَّ لِرَسُوْلِ اللّٰهِ صَلَّى اللّٰهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَكَانَ قَلَّمَا يُقَدِّمُ يَدَهُ لِطَعَامٍ حَتَّى يُحَدَّثَ بِهِ وَيُسَمَّى لَهُ فَأَهْوَى رَسُولُ اللّٰهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَدَهُ إِلَى الضَّبِّ فَقَالَتْ امْرَأَةٌ مِنْ النِّسْوَةِ الْحُضُورِ أَخْبِرْنَ رَسُولَ اللّٰهِ صَلَّى اللّٰهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَا قَدَّمْتُنَّ لَهُ هُوَ الضَّبُّ يَا رَسُولَ اللّٰهِ فَرَفَعَ رَسُولُ اللّٰهِ صَلَّى اللّٰهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَدَهُ عَنْ الضَّبِّ فَقَالَ خَالِدُ بْنُ الْوَلِيدِ أَحَرَامٌ الضَّبُّ يَا رَسُولَ اللَّهِ قَالَ لَا وَلَكِنْ لَمْ يَكُنْ بِأَرْضِ قَوْمِيْ فَأَجِدُنِيْ أَعَافُهُ قَالَ خَالِدٌ فَاجْتَرَرْتُهُ فَأَكَلْتُهُ وَرَسُوْلُ اللّٰهِ صَلَّى اللّٰهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَنْظُرُ إِلَيَّ

"Sesungguhnya Ibnu Abbas telah mengabarkan kepadanya bahwa Khalid bin Al Khalid yang juga dijuluki sebagai Saifullah telah mengabarkan kepadanya; Bahwa ia dan Rasulullah Saw pernah menemui bibinya yaitu Maimunah yang juga bibi daripada Ibnu Abbas. kemudian ia mendapati biawak yang telah terpanggang yang dibawa oleh saudara bibinya yakni, Hudzaifah bintu Al Harits dari Najed. Maka Maimunah pun menyuguhkan Biawak itu kepada Rasulullah Saw. Jarang sekali beliau memajukan tangannya untuk mengambil makanan hingga beliau dipersilahkan bahwa makanan itu untuk beliau. Saat itu, Rasulullah Saw menggerakkan tangannya ke arah biawak, lalu seorang wanita yang hadir di situ berkata dan memberitahukan kepada beliau tentang makanan yang telah disuguhkan, "Itu adalah Biawak ya Rasulullah?" Maka seketika itu, Rasulullah Saw segera menarik tangannya kembali dari daging Biawak sehingga Khalid bin Al Walid pun bertanya, "Apakah daging Biawak itu haram ya Rasulullah?" beliau menjawab: "Tidak, akan tetapi daging itu tidak terdapat di negeri kaumku, karena itu aku tidak memakannya." Khalid berkata, "Lalu aku pun menarik dan memakannya. Sementara Rasulullah Saw melihat ke arahku" (HR. Bukhari).

عَنْ أَبِي سَعِيدٍ الْخُدْرِيِّ قَالَ خَرَجَ رَجُلَانِ فِي سَفَرٍ فَحَضَرَتْهُمَا الصَّلَاةُ وَلَيْسَ مَعَهُمَا مَاءٌ فَتَيَمَّمَا صَعِيدًا طَيِّبًا فَصَلَّيَا ثُمَّ وَجَدَا الْمَاءَ بَعْدُ فِي الْوَقْتِ فَأَعَادَ أَحَدُهُمَا الصَّلَاةَ بِوُضُوءٍ وَلَمْ يُعِدْ الْآخَرُ ثُمَّ أَتَيَا رَسُولَ اللّٰهِ صَلَّى اللّٰهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَذَكَرَا ذَلِكَ فَقَالَ لِلَّذِيْ لَمْ يُعِدْ أَصَبْتَ السُّنَّةَ وَأَجْزَتْكَ صَلَاتُكَ وَقَالَ لِلَّذِي تَوَضَّأَ وَأَعَادَ لَكَ الْأَجْرُ مَرَّتَيْنِ

"Dari Abu Sa'id Al Khudri radliallahu 'anhu ia berkata: "Pernah ada dua orang bepergian dalam sebuah perjalanan jauh dan waktu shalat telah tiba, sedang mereka tidak membawa air, lalu mereka berdua bertayamum dengan debu yang bersih dan melakukan shalat, kemudian keduanya mendapati air (dan waktu shalat masih ada), lalu salah seorang dari keduanya mengulangi shalatnya dengan air wudhu dan yang satunya tidak mengulangi. Mereka menemui Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dan menceritakan hal itu. Maka beliau berkata kepada orang yang tidak mengulangi shalatnya: "Kamu sesuai dengan sunnah dan shalatmu sudah cukup". Dan beliau juga berkata kepada yang berwudhu dan mengulangi shalatnya: "Bagimu pahala dua kali"". (HR. Ad-Darimi).




12 komentar:

LATIHAN PAT KELAS 10 IPA 1 2 3 4

  Pilihlah jawaban yang benar ! 1.          Allah S WT telah mewajibkan menuntut ilmu bagi setiap muslim, diantara dalil perintah ...